Kamis, 10 Desember 2009

"parade parashit" 3

Membuka jendela kamar, matahari sudah hampir setengah perjalanan...

Nome bangun kesiangan karena semalam suntuk kesal menangis depan kaca. Perkara mobilnya yang penyok depan dan belakang karena tabrakan beruntun....

(baca:#paradeparashit02-by iphu)

Okay bukan karena mobilnya tapi karena papa seharian mengomelinya.
Kenapa sih papa lebih perhatikan benda besi berat sialan itu dari anaknya sendiri..? Nome membatin...
Sukur-sukur saya gak diapa apain Gamme... manusia jahat picik dan beringas yang pernah dihadapinya.
Manusia yang merebut egonya karena tak berkutik melawan...
Ia sempat berkenalan dengan cara tak biasa dengan Gadis perkasa itu..

Masalah selesai di bengkel hijau. Harusnya meja hjjau, tapi karena 'atur damai' maka jadilah bengkel yang jadi penengah....
Uang bisa menyelesaikan dengan segalanya. Shortcut!

Nome menerawang.. Entah dia yang salah atau sial.... Kehidupan yang sedianya harus bisa dinikmati dan disyukuri oleh gadis belia ini tak dipandangnya sebelah mata pun.....
Ia lebih suka kelayapan dan mabuk2an semalam suntuk daripada menemani ibunya yang sudah 10 tahun lumpuh tak berdaya di kursi roda.
Diabet merenggut jari kakinya lalu ke lutut. Mungkin terlalu banyak gula di masa muda (*yadendetekotak*-red)

Namun ibunya wanita tabah. Orang di sekitarnya yang sakit.
Suaminya sakit.
Nome sakit.
Psikis.
Mereka tak sanggup menyikapi keadaan.

Ia benci keadaan ini....
Ia benci ayahnya yang menikah lagi....
Ia benci hampir apapun di dunia ini...
Tak menyisakan senyum di hati ia mengawali harinya...





Ia beranjak, bahkan merawat diri sendiri sudah malas...
Apa gunanya salon...
Ia pun menyerahkan semua pada juru rambut dan tubuh...
Duduk pasrah dikerjain dari atas ke bawah.
Tinggal gesek ini....
Biarin papa yang bayar ini ... sinisnya.

Pada jam 5 sore ia pun sudah cantik kembali.... Seharian di salon, karena kuliah pun ia sudah tak mood.
Ready for tonait...
Janjian karoke dengan si Pure dinner dengan Kempi lalu dugem dengan pacar ketiganya.
Iya, pacar pertama dan kedua sedang di offline mode. Mereka sangat membosankan... yang satu tahunya ceramahin, Ujhek panggilannya
dan yang satu taunya morotin... orang yg namanya Oent ini emang ga pernah menyenangkan selain karena wajahnya yang asik buat digaet di mall.
Oent a.k.a Oentoeng nama lengkapnya. Menyebalkan bukan...?!
Maunya Untung terus! Parasit!
..,
Taxii
stop stop... tangan lentiknya melambai.
Ia masih bersahabat dengan taxi karena mobilnya masih di bengkel...
Biar asuransi yang hendel.

Sebuah taxi mercedes menepi...
Ia emang suka pilih2 taxi, entah...
Mungkin sikap hidup mewah bercampur paranoid.
Pas mau buka pintu, ia sudah keduluan orang di depannya...
Mata bertabur mascara itu melotot....
'hehh sy yang duluan pak! dasar ga ada adat main nyelonong aja!'
Terbiasa kata kasar, sudah seperti nafas bagi Nome.

Bapak itu menoleh sejenak, Pak Petua mengenali gadis ini... 2 hari lalu tepatnya... silakan mbak, sy hanya bermaksud membukakan pintu... silakan masuk... tersenyum ia.

Entah sengatan listrik dari mana, Nome yang seharian kesal dan tak mood kini bisa salah tingkah.. 'oh eh iya makasih pak....!'
Emm iya makasih..'

Nome, ia tak punya banyak perbendahraan kata bila menyangkut kesopanan.
Sepeninggal taxi ia menoleh sampai lehernya kepelintir menatapi bapak yang bersahaja itu.
Ada setitik damai di hatinya... padahal bapak itu hanya membuka pintu...
Apakah kini hatinya terketuk untuk melihat kebaikan....?!

Taksi terus melaju menemani terawangan Nome.
Seketika ia rindu pada ayahnya....

Namun telepon genggamnya memutar handpone ibu...
Ibu... baik2 saja kan!?
Aku mau pulang... *semuarencanabatalsepihak*
Ibu mau dibungkusin apa...?!
....
Senyap
....

"Syukurlah kamu mau pulang cepat nak...
Segeralah, Ibu akan masak untukmu....
....
Matanya tiba- tiba panas
Air itu menggelinding di pipi merahnya

Setetes kebahagiaan menjelang matahari terbenam

--------
Nome's story
---------

Tidak ada komentar:

tuker link