Sabtu, 02 Oktober 2010

ketika nome puasa

#paradeparashit

-edisiramadhan-


Urusan dengan mobilnya yang tabrakan beruntun (episode1) belum selesai...

Nome kembali ke bengkel mengecek mobilx yang ternyata semakin banyak yang perlu diperbaiki. Terutama bagian mesinnya.

Dasar mobil wanita, taunya isi bensin saja..begitulah tipikal anak tak mandiri.



Belakangan ini Taxi masih jadi langganan setianya. Pengen naik becak juga karena jarak dekat tapi cuaca sangat terik.



Puasa kali ini ia full. Tahun2 sebelumnya sangat mudah tergoda resto dan kafe yang tetap memamerkan deretan pelanggan dan makananx di antara orang berpuasa.

Nome jaman dulu, gadis manja yang tak tahu adat, pasti dengan tak ada beban membatalkan puasanya.

Untung sudah ditempa di pengajian pak petua. Keimananx tahun ini boleh dibilang memasuki masa keemasan.

Tapi tak boleh takabur, karena hati dibolakbalik, maka teruslah istikamah, jangan lupa istighfar nome, gumamnya.



Sebuah taxi rada peot menepi. Ia yang biasanya pilih2 taxi kali ini menurunkan standarnya. Rejeki orang jangan ditahan, pikirnya.. Baiklah.. Asal ada ac nya *tetep



Sembari menyebutkan alamat yang dituju nome mengecek notesnya. Hari ini tak banyak kegiatan, mata kuliahnya sudah menipis. Tinggal ditangkis semester pendek juga awal tahun depan sudah bisa bergelar sarjana.



'Puasa gak kerasa ya dik..'



tiba2 pak supir taxi membuka percakapan.



'Ohh iya pak gak kerasa'



Basa basi nome memang agak standar, karna setelah itu ia kembali ke gadgetnya. Nunduk aja.



'Iya nih dik..Puasa kali ini beda.. Mana ibunya anak2 di rumah sakit lagi..'



pak supir menggeleng2kan kepala tanda penyesalan.



Nome mengangkat wajah. Mendengar seorang ibu sakit menggugah perhatiannya, karena seketika pikirannya melayang ke ibunya di rumah yang terduduk lemah di kursi rodanya.



Ibu sakit ya pak, sakit apa?



Iya dik.. Kanker rahim



Masya Allah.. Stadium berapa pak?



Hhhh Stadium 4 dik, ini mau dioperasi... Butuh beli darah



Nome bergumam dalam hati.. Terbersit setipis kuda-kuda syak wasangka... Stadium 4 biasanya sudah tak bisa dioperasi .. Pikirnya..


Umurnya berapa pak?



50an dik



Anak nya berapa?



Ada 3 dik, smp dan sma..



Trus yang jagain ibu siapa..?



Yang bungsu nih lagi d rumah sakit tungguin ibunya, Kantor saya tak bisa banyak membantu. Jadi sy urus kartu miskin dik... Untung operasinya kami tak usah bayar... Hanya darah yang butuh banyak. Harus dibeli...



Suaranya makin mengecil



Kmrn mau minjam 200 ribu sama teman, tapi kembalinya harus 400ribu...





Sialan tuh lintah darat! Masih ada juga! Umpat nome dalam hati...



Kini serasa mendapat bola yang digulirkan padanya. Mau ditendang kembali atau dibiarkan saja entah kemana. Ia menimbang2....



Telalu banyak modus penipuan dari yang paling polos sampai yang rada kreatif semisal menyamar menjadi mama, ia konsumsi setiap hari di media massa maupun berita dari mulut ke mulut. Ia gamang, antara kasihan ingin membantu dan waspada.



Sesuatu berbisik...

'Ehh jangan mau ditipu neng.. Mungkin tiap penumpangnya ia cerita bermacam2 hal yang memprihatinkan... Bayangkan kalau sehari pelanggannnya 50, kena tipu semua sama wajah memelasnya... Menyebalkan bukan? Uhh jangan mau percaya...' ((Nome lama))



Namun rasa prihatin di hatinya berungkap, bagaimana kalau bapak ini bicara apa adanya? Dan butuh uluran tangan? Bukannya ini hari jumat yang berkah, saatnya memperbanyak sedekah?



Ia ingat petuah pak petua: jikalau ada seseorang mengetuk pintumu minta sedekah, yakinlah itu utusan Allah..

Yang mempercayakanmu untuk membersihkan hartamu... Allah yang sedang mengetuk pintumu... Memberimu kesempatan untuk menjemput kemuliannya. Amanah. Jangan liat apa di balik itu, tapi niat tulusmu.

Jikalau sudah begitu, penipuan modus apapun, tak berlaku jikalau nome berniat sedekah.



Setipis hasutan itu kembali berguman,' iya tapi kalau tidak benar berarti kamu membantu suburnya modus penipuan kayak gini, lagi pms aja nih nome gampang terharu mudah terhasut... Huu mudah jangan percaya'

(((nome lama)))



dari tadi pagi saya mutar2 aja dik belum dapat penumpang.... Untung adik bersedia masuk...



Sang bapak masih melanjutkan keluh kesahnya...



Ia kembali berperang dengan batinnya.... Semoga bapak ini jujur....

Memang sih penampilan taxinya sangat tidak membuat orang berminat naik..



Tapi bukan urusannya apa bapak ini bohong atau tidak, karena setiap urusan bukan antara manusia dengan manusia lain, tapi antara manusia dengan Tuhannya.

Gumam Nome sekarang.



'Lagian emang bapak ini minta sumbangan kamu Nome? Ge er aja dimintain duit, kali aja dia cuma curhat... Jangan jadi malaikat kesiangan lah... Belum tentu juga ia mau menerima uluran tanganmu...'



Kembali ia sahut menyahut dalam hati. Perjalanan pendek kali ini terasa panjang...



Di depan yang ada mobil parkir kiri pak...



Oh iya dik...



Taxi menepi.



"Nih pak sedikit semoga bisa membantu dan ibu lekas sembuh ya..."

--Nome baru--menang .



Ia menyelipkan lembaran ratusan ribu ke tangan pak supir yang menerima dengan penuh haru. ...



'Semoga rejekinya lancar dik..'

Ia mencium pemberian itu dengan syahdu.



Kini "Nome lama" yang masih kesal karna lembaran ratusan ribu tadi nomer cantik yang sdh sejak lama dikoleksi itu melayang... pun takjub dengan reaksi bapak itu..

Itu sama sekali bukan ekspresi orang yang menang dari kebohongan.



Nome,-lama dan baru- keluar dari taxi...

Mereka tersenyum....

Pada Allah.

-Ramadhan 2010-

Read More......

Jumat, 09 April 2010

aurona story

#paradeparashit continue
from gibry - petua

flashback

pada usia 16 tahun.... Aurona sudah jatuh hati pada seorang yang jauh
lebih tua. Ia pertama kali melihat petua di jamuan malam temannya.
Lelaki itu tinggi, senyumnya menawan, dan ia menyelamatkan Aurona dari
godaan teman sebayanya. Disaat ia tak berdaya ada sosok kuat yang
membelanya. Itu yang terus terpatri di memori indahnya di masa remaja
yang labil. Tak tergantikan.... Namun cinta pertama yang
menyakitkannya, karena petua pulang menggandeng sang istri. sampai di
situ ia terima.

Ia tumbuh cantik, menjadi model papan atas dengan segala tuntutan
ekonominya, membuat Aurona terjebak atas ajakan rekannya... Menjadi
wanita penghibur. mandiri di atas kaki yang salah.

Sampai Ia menemukan Petua... ia mengakhiri
petualangannya..pencariannya...
Bukan karena dipecat oleh ibu inangnya...mucukarinya yang
mengorbitkannya menjadi wanita panggilan kelas atas.
ia justru senang dipecat.

Ia memutuskan memanfaatkan momen itu untuk hidup normal... membesarkan
bayi dalam
perutnya di kampung dan menyerahkannya pada ibunya untuk diasuh
sebagai 'anaknya'. Ibunya pasrah. anak satu2nya ini keras kepala.
Aurona kembali ke kota.. sekolah kejuruan sekertaris yang memang
sesuai jiwanya.. Setelah selesai harus mencari kerja.



Saat itu datang.... Perusahaan petua mencari office Girl... Aurona
membuang harga dirinya kembali. Ia memulai dari si Gadis pembuat Kopi.
Pak Petua salut akan kegigihannya bekerja, belakangan ia baru tahu
ternyata, Office Girlnya lulusan Akademi Sekertaris yang cukup
berkualitas. Ia mulai mendapat kepercayaan lebih, menjadi kurir, lalu
sekertaris sesungguhnya... selama hanya dalam setahun bekerja...
prestasinya baik dalam hal keuangan tak jarang dipercayakan sebagai
pemegang kas perusahaan. cirikhas perusahaan keluarga. all you can do,
as trust.
ini saat berikutnya. menjadi yang terdekat bagi sang Petua.
Aurona selalu memanfaatkan kesempatan emasnya dengan Petua.
Awal bertemu Ia tak dikenali oleh Petua sebagai yang pernah
berhubungan, Hanya merasa pernah melihat. Aurona mengingatkan.. di
restoran sebelah itu ia pernah diselamatkan oleh Petua....10 tahun
lalu. Petua tetap tak ingat, namun ia cukup lega, untuk saat ini ia
belum ada keberanian berungkap kebenaran.

Kala itu usia Gibry sudah lima tahun. dirawat oleh ibunya yang
mengaku ibu kandungnya. konspirasi tingkat tinggi. nenek jadi ibu.
banyak cerita miring di kampung hingga ibunya mengungsi ke kota.

Walau sang istri Petua yang juga dihormatinya itu sudah meninggal,
Aurona tak pernah memanfaatkan kesempatan itu untuk menggantikan
posisinya. Ia melamar jadi pegawai petua dan diterima hingga menjadi
sekertaris sudah bentuk kesyukuran. Melihat ayah dari anaknya sedekat
ini setiap hari cukup baginya. Petua pun menyukai gibry seperti anak
sendiri, Rona selalu membawa Gibry ketika bekerja. Petua tak keberatan.
AuRona bahagia, cukup ia yang tahu.. saatnya pasti akan datang.
AuRona menunggu takdir berungkap.... Ia tak pernah berani berungkap.
Di hadapan Petua ia benar2 wanita tegar sekaligus rapuh. Petua
mengambil semua perasaannya.

Dalam masa itu, Aurona menjadi orang terdekatnya yang setia. Walau
pak petua sempat masuk penjara AuRona tetap bekerja untuk perusahaan.
Itulah saat paling berat. Menemani sang istri yang sakit- sakitan dan
ia menjaga keluarganya. Aurona menjadi tangan kanannya.

Dan kini 30 tahun kemudian Sang Ayah akhirnya tahu... dalam kesehatan
yang tak begitu baik. akhirnya Aurona merasa saatnya tak mungkin bisa
ditunda lagi.
sekarang tinggal mempertemukan dengan anaknya Gibry dalam suasana
kebenaran....
Pak Petua ingin bertemu anaknya sebelum terlambat.
Kali ini Aurona tak ingin membuang kesempatan, sebelum mengumpulkan
keluarganya.
ia mengajukan syarat.
Menikah.

fin


Read More......

sang ayah

#paradeparashit
from gibri to petua

kini pak petua terbaring di Rumah sakit, demi mengetahui ia punya anak
lain selain dari istrinya cukup memicu penyakitnya...
maafkan aku istriku...
itu masa jahiliahku....
batinnya
ia sangat tersiksa...ia tak mengingat pernah berhubungan dengan Aurona.
kalau mabuk ia tak jarang, dengan rekan bisnisnya, tapi tak pernah
berlanjut ke adegan aneh... ia selalu pulang ke rumah disambut jiwa
hangat dan pemaaf dari Istrinya.
Namun ia sama sekali bukan menyalahkan Aurona... kala itu mereka dalam
tahapan khilaf.. di lain pihak Aurona tetap dan konsisten pada cinta
pertamanya, yang disikapi dengan terlampau jauh. Antara segan dan
cinta, maka Aurona memilih diam. Siapa yang salah Petua ia sudah tak
ingin membahasnya
saatnya memperbaiki keadaan
Gibry lah satu2nya yang harus ia perbaiki posisinya
selama ini ia hidup tanpa sosok ayah
kasihan anak bungsuku itu
iapun semakin sayang kepada manusia yang selama ini ia perlakukan
bagai anak sendiri itu.. ternyata perasaannya yang dalam tidak salah.

Aurona menuai cerita dengan hati yang tersayat...
Membuka aib masa lalunya, yang selalu berusaha ditutupinya...
Namun tak pernah disesalinya...
ada hikmahnya. Gibry.
Kala masih menjadi model. ia adalah salah seorang gadis panggilan. Ia
tak pernah sampai berhubungan fisik dengan kliennya, hanya sekedar
menemani di kamar, menyanyi dan minum hingga berhasil menjual minuman
terbanyak menjadi persennya, prestasinya .
ia punya trik ibarat cayote ugly, hingga tak usah mabuk.. minuman yang
diteguk dari gelas itu dikeluarkan di botol pada tegukan berikutnya..
hingga terlihat sibuk minum.. padahal hanya mengeluarkan yang diminum.
dan seterusnya. trik cukup jitu. pelanggannya berhasil mabuk dan ia
bisa tersenyum pulang dengan tip yang banyak secara sadar.

ia benci semua lelaki hidung belang yang memakai jasanya... dan
selalu tak berhasil di bujuk ke tempat tidur. penolakannya cukup
beralasan. ia belum tes hiv di dokter...



sampai bertemu pada pujaan hatinya yang kini menjadi rekanan kliennya
ini... ada yang berubah pada dirinya. ia akan menyerahkan segala yang
disimpannya.. ia ia berpikir mahkotanya hanya bisa dimiliki si
tercinta... dan ini saatnya.

Petua yang jarang bisa mabuk itu kini mabuk berat... ada zat
aditif...dimasukkan ketika ia tak sadar.. temannya memapah ke ruang
atas, kamar Aurona....mereka menjebaknya... untuk diperlihatkan pada
istri. mereka ingin memerasnya agar petua memberi apa yg mereka
inginkan. modus lama. tak selalu manjur. Teman dalam selimut, Musuh.

Namun tak sepenuhnya berhasil, karena mereka hanya tak sadar...
Kebetulan memakai wanita yang memang mengagumi petua... Saling
memanfaatkan.
namun AuRona tak pernah bermaksud mencelakakan.... ia hanya ingin
memilikinya... walau semalam.
semua bukti ysng di minta rekan yang menjebaknya di tak
disampaikannya... video yang memang berada di tangannya dbakarnya.
Demi harkat pak petua. ia tak ingin cintanya terusik.
Rona dipecat mucikarinya, karena melanggar perjanjian
Ia bebas...

Ia tak perduli, karena malam itu tak terlupakan.... Rona
menemaninya....menatapnya dan
ingin bersamanya... hingga terjadilah hal diluar kendali mereka...
terutama petua yang mengira itu istrinya dalam pengaruh zat aditif
pada minuman kerasnya. Minuman yang diberi temannya itu agar Petua
memanfaatkan Aurona yang telah disediakan, untuk melumpuhkan Petua...
Ia melakukannya itu di bawah sadar... Namun Rona yang tak mabuk
sangat sadar yang dilakukannya. Pertama kali, dengan lelaki yang
dicintainya.
cukup sekali, Cinta semunya kini nyata... dalam rahimnya..

Ia pergi saat matahari belum terbit. Ia tak ingin dibayar, karena kali
ini ia yang akan membayar.
Aurona tak ingin sampai terlihat Petua dalam keadaan sadar hingga
Petua mengenalinya... Ia tak ingin menyusahkan Petua... petua bukan
lelaki hidung belang semacam yang selalu dihadapinya sehari2.. ia
istimewa.
Ia tahu Petua bukan sejenis yang bisa dipermainkan. Namun kali ini
Petua lengah. dan Aurona menyelamatkannya, pikirnya.

Ia pun lari membawa benih titipan Petua muda yang tak disadarinya...
hingga membesar jadi anak,
Saat itu, cukup baginya Gibry, anak kekasih hatinya.

fin

Read More......

gibry

#paradeparashit continue from 'nome feat aurona'
pak pak
petua

Gibry

mamaaaa!!!
ia terbangun berpeluh...
ia melihat mamanya hampir ketabrak mobil.... ia berusaha
menolongnnya ... dan ketika ia menarik wanita itu, wajah itu bukan
mamanya... tapi kakaknya... Aurona.
gibry tak habis pikir mimpi yang sama berulang kali.
semua ttg Aurona kakak yg dicintainya...

Mimpi itu 20antahun lalu.
sejak ia SD.
kini kembali ....
ada apa ini..?!
mimpi itu datang lagi semenjak ia bertemu Nome. Gadis berantakan yang
diperkenalkan AuRona...
kata pertama yang keluar dari mulutnya:
ini anaknya bu Rona..?!



AuRona menyela, ini adik saya Nome... adik bungsu saya. Aurona merona.

Gibry yang sudah lama melupakan mimpi kecilnya kini terusik kembali.

ibunya sudah tua dan ayahnya sudah meninggal. tapi firasat kecilnya
ternyata masih mengendap. muncul kembali dalam
mimpi barunya karena gadis pengungkit nome.

dahulu pernah dengan lisan anak SDnya ia bertanya, ibuku adalah ibu..
mamaku, adalah kakak rona... iya kan..?semalam gib mimpi itu. ia
menyebut dirinya Gib.

ibunya serta merta menyela...
siapa kasih tahu kamu itu..?!
Aurona itu kakakmu.... kakakmu satu2nya Gibry!! suaranya bukan bernada
membetulkan, tapi lebih ke teguran dan marah.

Ibunya panik, AuRona yang sedari tadi membisu hanya berkata, ibu
jangan serius gitu dong, anak sd gak mungkin bicranya serius.. dia
berkhayal.. mungkin karena kami mirip..
gibby sayang.. kamu kan adiku satu2nya pantas lagi seperti pinang
dibelah dua bedanya kamu lelaki kakak perempuan

ok jangan dipikirkan ya.. ibu tak marah kok sama mimpi aneh kamu...
yuk main di luar

Perbadan usia Gibry dab Rona memang terpaut cukup jauh, 20 tahun..
namun wajah rona yang selalu belia seperti hanya berbeda 10 tahun dan
kelihatan pantas menjadi kakak Gibry. Kelihatanya. namun ternyata
firasat Gibri benar. Aurona adalah orang yang mengandungnya. Ibunya,
juga kakaknya.

Rona tak perna berusaha menjauhi anaknya Gibry. Buah hatinya dengan
orang yang dicintanya. kasih sayangnya mengalir utuh.. dengan tameng
kasih kakak...
ia hanya menunggu saat yang tepat untuk memberitahukan anaknya itu.
tapi saat tepat itu menunggu saat yang lebih tepat dahulu, yaitu
memberi tahu ayahnya. Tak ada yang tahu posisinya. Drama dimainkan
oleh Aurona dan ibunya. hanya Tuhan yang tahu. bahwa ayah Gibry adalah
...,,,,
pak petua
Fin.

Read More......

Jumat, 12 Maret 2010

siGadis feat Taniar

#paradeparashit continue

suasana minimarket yang tak begitu luas namun padat pengunjung itu terdengar ricuh. dari rak penjualan bahan kue....

kamu ini nggak liat atau pura2 tak melihat..?!
suara seorang nyonya 50tahunan nyaring membahana.

seorang gadis yang berjalan tergesa-gesa secara tak sengaja menumpahkan isi tas si nyonya yang diparkir di kereta...

maaf bu, nggak sengaja..
ia sudah hampir melanjutkan perjalanannya....
namun kerah bajunya ditarik dari belakang....

'enak aja minta maaf, nih barang2 saya tumpah berserakan, bagaimana kalau ada yang hilang.. kamu gak punya mata apa?! pungut!!'

Ada nada feodalisme dalam suara si nyonya Bekri... seorang ibu separuh baya berperawakan tinggi keturunan belanda sunda yang hobi bikin kue buat anak2nya namun sangat ceroboh dan cerewet.

'oh iya maaf ... iya saya pungutkan bu, saya benar2 tidak sengaja... iya saya bereskan..'
Sambil memungut benda2 dari tas ibu itu si gadis meminta maaf dengan suara pelan...

'Lain kali kalau jalan hati-hati kek, ini kan jalan umum...!'
si nyonya melanjutkan omelannya sambil berdecak pinggang seperti adegan mandor dengan kulinya...

'Ini kan bukan kamar situ seenaknya melangkah...emangnya ini supermaket nenek moyang kamu apah?!'

'Iya bu maaf saya tadi tergesa2, ibu yang sabar ya, ini tasnya tolong di cek.. siapa tahu ada yang belum masuk...'
Si gadis menyerahkan tas itu dengan sambil menunduk, tak sedikitpun terlihat kesal dengan omelan si nyonya, gadis yang santun untuk ukuran jaman sekarang.

'Makanya kalau keluar rumah diperbaiki tuh niat.. mau belanja kayak yang lagi di rumah sakit gawat darurat gitu... tak tau aturan....tuh kan jadinya isi tas saya tak seperti semula.. saya harus mencari2 padahal tadinya sudah sy simpan di tempat seharusnya... huh gara2 eneng nih main sambar aja... mana bikin kaget lagi..! kamu beruntung hanya kena omelanku.. untung pula saya sedang tidak PMS yang biasanya kebawa emosi...'

sambil mengaduk2 isi tasnya mengecek barang nyonya itu ngomel panjang pendek tak jelas....

'pokoknya kalau sampai ada barang saya yang rusak atau hilang anda harus bertanggungjawab..dengar!?'
haah sial skali hari ini, sudah bahan kuenya tak ketemu, isi tasku pula berantakan.. kau simpan dimana handponku ha, awas ya kalau rusak... ! sy tak akan melepaskan anda nona...!'

gadis itu lebih terlihat kelelahan daripada kesal. ia tetap dengan profil seperti di awal tadi. tenang, tak melawan juga, tak ada tantangannya.. hal yang semakin menggemaskan sang nyonya kalap.

'ada kok bu tadi saya masukin..' si gadis mencoba tersenyum

'oh iya ada,.., tapi saya tetap tak terima perlakuan kamu menjatuhkan tas saya, ini mahal tau! lihat goresannya, kamu takkan bisa mengganti ini..!'

si gadis tak berkata apa2 lagi... ia tak tahu harus menyikapi dengan cara bagaimana

'maaf bu... saya harus gimana...?!'
Ia hampir menangis dan mulai kebingungan menghadapi nyonya di hadapannya

Namun ia tak sendirian disana.
Taniar, pengunjung yang sedari tadi melihat adegan tak adil itu mengepalkan tangannya.... siap membantu.... bukannya membantu membereskan keadaan,..

'hei ibu..! nona ini kan sudah minta maaf..? kok masih diomelin sih.. lagian ibu yang taruh kereta sembarangan, mana taruh tas di kereta lagi, itukan larangan tak tertulis bu syukur2 cuma jatuh, bukan dicopet.. ayo dik sudah pergi saja , kewajiban kamu sdh selesai.. kamu sdh cukup minta maafnya, ibu ini yang keterlaluan ngomelnya.. kayak ga tahu aturan maaf aja..
bu denger ya kalau orang sekali minta maaf itu harus dimaafkan, Tuhan aja maha pemaaf kok, ibu sdh 3 kali dimintain maaf masih juga ngomel...lagian dia kan sudah bertanggungjawab mengembalikan barang ibu? mengenai goresan, mana bisa dkembalikan, itukan resiko gesekan gravitasi bumi.. akibat kecerobohan anda menyimpan barang!'

Taniar mulai sok tahu berteori...

'hehh.. kamu siapa..?! sudah banyak teori.. bawa2 nama Tuhan lagi...!?'

'Taniar..! emang kenapa..?'
suara nyaring khas Taniar

'Bukan nama kamu yang aku tanyain.. kamu siapanya dia mau ikut campur urusan orang.. dia aja yang minta maaf gak sewot kok malah kamu yang sewot ya..?! kamu manajer minimarket ini heh!?'
nyonya tak kalah sengitnya

'eh ibu denger ya.. saya hanya berusaha menyeimbangkan keadaan tak setimpal ini.. ibu gak kasihan apa liat makhluk lemah begini sudah minta maaf berkali2 masih juga diomelin...?!
eh ibu kalu aku jadi dia ya.. aku sdh dari tadi ninggalin ibu.. wong ibu yang salah kok...?!'

'Sudaaah! kalian kok bertengkar sih?!'

Taniar, Nyonya Bekry, dan si Gadis serempak menoleh.. seorang lelaki kemayu dengan pakaian orange dan celana ungu... menjerit di hadapan mereka..



'eh nona dan nyonya rempong lihat ya.. akibat perbuatan kalian jalanan umum ini jadi macet, gak ada yang bisa jalan orang2 yang tadinya mau membeli barang di row ini pada menghindar melihat kalian bertengkar.....
yang tadinya mau belanja dsini jadi ke toko sebelah... perekonomian minimaket ini jadi hancur karena ulah kalian...!'

Ia bercelotah dengan gaya lebay
'kalian sadar gak sih.. nih cewek aja diam gak ada masalah kok kalian yang bertengkar sih.. mana lagi ini nona ikut campur urusan orang.. kamu ga usah ikut campur mungkin masalah sudah selesai dari tadi.. sebenarnya ibu ini hanya melampiaskan kekagetannya saja.. biasalah orang tua! pasti kagetan! kamu harus maklum... gitu aja ribut... sudah2 bubar semuanya aku mau lewat...'

'Heh.. siapa lagi kamu?! siapa suruh kamu ikut campur.?! nona sok tahu dan gadis bodoh ini saja sudah bikin aku naik darah.. dan apa kamu bilang tadi.. ?! orang tua?! orang tuamu?! dari hongkong! emang saya kelihatan nenek2 pikun penyakitan apa?! jantungan?!'
siNyonya lagi

'Hei ibu ini udah pikun juga budek ya..?! kapan saya bilang jantungan..?! iih! Heran!' dengan gaya alay

'heh banci.. ngomong ama orang tua bisa sopan dikit gak sih?! dia itu walau bukan apa2nya kamu jangan ngomong kasar ya, kamu dapat didikan sopan santun dari mana heh..?!'
seorang lelaki sangar bertato maju... tambah seorang asing lagi...

'siapa lagi ini...?! kamu jangan mentang2 laki2 aku takut ya....?!'

'lho memang situ bukan laki2..?!'
sambung yang lain..

'haha..' kini dari arah lain ada yang sumbang tertawa

'heh apanya yang lucu.. ?!'
Taniar

'kalau tidak ingin kena omelan menjauh deh sana..'
bisik yang lain lagi...

suasana semakin krodit.. dan kerumunan kecil itu bagai magnet mengundang orang lain untuk ikut dalam perdebatan sengit... gadis peminta maaf yang kelelahan kini berkunang2...
ia ingin pergi tapi nafasnya sesak oleh kerumunan orang2 pemarah yang tak dikenalnya...
hampir saja ia pingsan di antara ocehan orang2 tanpa awal dan ujung itu..

Taniar menarik tangannya perlahan keluar dari kerumunan itu... sambil berlari2 kecil mereka akhirnya tertawa oleh musibah mungil yang menggelikan mengiringi persahabatan singkat mereka..
si Gadis berlari ke motornya..

'makasih ya mbak.. aku harus pergi cepat2...'
Taniar melihat si gadis menjauh, terlihat sesuatu jatuh dari bajunya....

'Nona... ada yang jatuh nih... haduh malah belum sempat kenalan lagi..?! heiii....!'

Motor si gadis menghilang di tikungan..

Taniar menatap barang yang jatuh itu... sebuah dompet.. dompet kulit coklat.... persis seperti miliknya...
logo branded itu terlihat mahal.
'Eh kok bisa kebetulan begini ya..?! iya sih barang KW 2 begini pasti banyak yang punya..' ia mengaku dalam hati...sambil berjalan kembali ke kasir yang tadi ditinggalkannya ia membuka dompet itu. ia ingin memastikan nama pemiliknya... di dalamnya ada ktp, kartu2 ... semakin familiar.... karena semua atas nama: Taniar! ini dompetnya!? eh?!
'mana uangnya..?!'
Sementara kereta belanjaannya yang penuh belum itu di bayar... uangnya udah habis dalam dompet.
'Oh No! Tak mungkin...!'

Ia bahkan tak bisa mencari ke mana gadis sopan dan pemaaf dan menjatuhkan dompetnya itu pergi...gadis yang ditolongnya itu...

'Copeeeeet!!!'

Gerombolan yang masih bertengkar tadi kini serempak berhenti dan menoleh ke arah yang sama.
Taniar pingsan di kasir...

Fin

Read More......

Rabu, 13 Januari 2010

podinga return

podinga sampai ke rumah dengan barang bawaan yang banyak.... ia
memanggil anaknya , Punaro, Pikansa, nama mereka memang aneh... seaneh
keluarganya..
horeee ayah pulaaang
keluarga kecil itu menyambut kepulangan ayah mereka bak pahlawan yang
membawa berita gembira .. pembebasan dari penjajahan kemiskinan....
Lihat! Ayah bawa pulang apa nak....
seperti pulang merantau dari negara entah berantah, ia membawa oleh2
yang sangat beragam...... kedua anaknya berkerumun manja di pahanya,
tak terasa perihnya walau sedang terluka....anak2nya adalah obat yang
mujarab bagi Podinga.
ia mengeluarkan oleh2nya... tempat pensil itu dari toko buku mana,
tas itu dari warung mana, boneka itu dari toko mainan mana.... dan
semua hasil curian

anak2nya selalu bahagia menyambut kepulangan ayah mereka... pasti
membawa oleh2 yang menyenangkan... tak tahu dari mana asalnya. mereka
tahu ayahnya seorang pahlawan pemurah, mirip robin hood di jamannya.

Namun kebahagiaan anak2 itu tak sebanding dengan kebahagiaan podinga
melihat ekspresi mereka. akulah ayah paling bahagia! ketika melihat
anak2nya mengucapkan terima kasih dan mencium jidat podinga. ia memang
membiasakan saling mencium kening... kasih sayang terlihat lebih
mengayomi...

buat anak kesayangannya yang terbaring sakit lemah ia bungkuskan oleh
oleh boneka cantik yang besar dan sekaligus jadi bantal. Pirana hanya
tersenyum. ekspresi itu lebih ke senang melihat kembali ayahnya
ketimbang melihat hadiah pemberiannya.
karena tumor yang kian membesar di lehernya anaknya ini belum bisa
bicara hingga umur 4 tahun. boneka itu ia geletakkan begitu saja..
menghampiri ayahnya.. mengelus luka ayahnya yang sudah biasa,
kecelakaan kerja alasan podinga.... pira lalu mencium keningnya.
seakan mengatakan... ayah pira tak usah hadiahnya, yang penting ayah
pulang tiap hari dalam keadaan sehat.



Pira bahagia?! tanya Podinga
Pira mengangguk tersenyum memperlihatkan gigi ompongnya.
Podinga tercekat haru melihat ekspresi bahagia anak2nya.... ada
menyelip dalam hatinya.... kalian harus bahagia.

asal usul barang yang entah curian atau rampokan dari mana bukan
urusan anak2ku, kalau ada yang harus berdosa atau masuk penjara di
neraka manapun aku bersedia asal anakku bahagia.. kasihan mereka ..,
tak usah kau tahu dari mana wahai manusia kecilku.... cukup kau
nikmati.....

ibu Penia menatap simpati dari balik pintu.... sosok ibu yang melewati
usia kritis 66 tahun yang masih bugar. Ibu ini tinggal bersama anak
bungsunya, Podinga.. anak yang lain ada ada di perantauan....
Ibunya yang mengetahui semua gerak gerik anaknya hanya bisa mendukung
dengan menjaga anak2 podinga, cucunya.. paham. iapun mantan pencuri..
namun sudah tobat...
saatnya kini anaknya yang punya giliran mengobrak-abrik harta yang
harusnya keluar dari kantong mereka secara paksa..
kantong mereka yang mungkin zakatnya kurang..,
kantong mereka yang menganggap harta adalah segalanya..
kantong mereka yang diberi ujian kesabaran berupa kehilangan harta
kantong mereka... yang diuji dengan rasa iklhas hingga diganti dengan
yang lebih baik.

jenis pencuri berfilosifi . bahwa dosa diciptakan untuk dilakukan..
mereka ini lah pelaku dosa2 itu. bahwa mereka diutus untuk menjadi
bahan ujian di dunia... waktu pembagian peran merekan kebagian peran
antagonis karena tak ada yang mau mengambilnya... tapi drama harus
tetap berlangsung.... , maka inilah kami.. lahir menjadi parasit...

entah hidayah macam mana yang mereka butuhkan... semua orang ingin
menjadi makhluk baik dalam eksistensinya. tak ada yang mau memilih
peran ini... lalu jika tak ada kegelapan, tidak ada yang namanya cahaya.
mungkin malaikat itu ada untuk membantu manusia melakukan pilihan....
karena di sana ada iblis.... iblis yang memilih untuk menjadi alat
penguji keimanan. mereka inilah pembantu2nya.
lucu juga hidup ini. semua pos peran haruslah di isi... tak mungkin
semua orang baik.... kami2 inilah yang menyeimbangkan ekosistem alam...
ibunya yang terobsesi menjadi ahli
filsafat pencuri ini menggeleng mengenyahkan pikiran anehnya.... ini
adalah jalan hidup. pilihan.. semoga podinga baik2 saja ke depannya...
asal jangan di penjara...walau resiko namun sedapat mungkin mereka
tidak terjerumus ke dalamnya.

sambil mengecek dompet2 hasil curian podinga ia menyeleksi uangnya,
ini tugasnya.. podinga tak suka pusing masalah uang..
Ia menyisihkan 30 persen untuk ditabung, 20 persen untuk dibelanjakan
30 persen buat disumbangkan... dan 10 persen operasional podinga
mencakup ongkos buat pengiriman kembali surat2 berharga di dompet itu
ke alamat masing2... mereka tahu persis, pasti pemiliknya lebih
mementingkan surat2nya daripada uangnya... mengingat birokrasi di
negara ini yang agak ribet jika mengurus kembali... harus ada surat
keterangan hilang lah.. padahal hilang ya hilang... kok pake surat
segala.....
empati yang unik dari otak tukang copet.
setelah semuanya selesai Ibu Penia menyiapkan air hangat buat anak
kebanggannya. ia bangga karena pencuri sekelas Podinga ternyata
bekerja hanya untuk anak... istrinya yang sudah mendahului sejak
melahirkan Pirana tak tergantikan oleh wanita lain... entah sibuk atau
setia.. namun ia bangga anaknya memilih setia.
segala praktek pencurian yang paling halus dan paling kasar telah ia
ajarkan pada podinga..... ia tak pernah khawatir anaknya akan
tertangkap... ia hanya khawatir, Tuhan sewaktu2 mengambil mereka dalam
keadaan cucunya belum sembuh... prioritas utama saat ini.

setelah mandi dan mendapat perawatan oleh ibunya atas bekas luka2
sewaktu tabrakan kemarin , sejenak mereka bercengkrama.. ia bercerita
tentang mangsanyanya tiga hari belakangan. terakhir nona loyanda yang
kelihatannya mentereng namun uangnya hanya 50 ribu di dompet mewahnya.
podinga kasihan dan mengembalikan sisanya.... mereka mentertawakn
dokter itu... ia dan ibunya selalau membahas cerita2 dan manusia2
menggelikan dibalik aksi mereka. itulah hiburan mereka di malam hari..
saling membagi cerita. dan pencuri yang paling dikagumi Podinga adalah
ibunya sendiri... wanita kuat namun tenang. sangat percaya diri serta
tak pernah ada takut. cerita2 itu mereka ulang dengan kadar kelucua
yang sama sewaktu aksi mereka dijalankan.
seakan mereka adalah tokoh di film komedi yang mereka mainkan.

Podinga tertidur dengan senyum di bibirnya yang kecoklatan oleh asap
rokok. dalam mimpinya ia dimarahi anaknya yang sedang sakit.... ketika
melihat istrinya di alam sana, ia pun terbangun....terasa sangat
nyata. istrinya menangis menatap podinga... sejak itu ia tak bisa
tidur pulas lagi sampai pagi....


fin

Read More......

Senin, 04 Januari 2010

nome feat aurona

masih ingat Nome...?!
sekuel ke sekian #paradeparashit...

---------
Sebulan kemudian....
---------

Hujan sesaat menimbulkan kubangan di pinggir jalan...
Lalu datanglah menelikung mobil truk 12 ban melindas genangan air itu....
Terlambat menghindar, percikan air yang tidak jernih itu mengenai seorang gadis yang baru saja keluar dari taksi
cipakkk *bunyi cipratan air*

'heiiiiiiii hati2 donk ... punya mata gak sih loe...! huhhh! sialan....!!!!'
sambil memperbaiki jilbabnya yang miring kesana kemari Nome yang tadinya ingin berpenampilan alim kalem itu kini kembali ke asalnya.
Ngomel pun kesana ke mari.

Pakaian rapihnya kini ternoda oleh bintik2 air coklat yang sangat terlihat karena pakaian putih.

'haduuh gimanaa ini, masak saya harus pulang lagii, pengajiannya kan sebentar lagii.. aahhhh sialaaan knapa sih pengendara mobil itu gak disekolahin duluu sebelum dapat sim ABCDE..?!'

Nome mengumpat lebay sendiri sambil menepuk2 percuma kotoran yang menempel di bajunya.
Iya percuma ditepuk itu kan bukan debu!

'Mana bau lagi!!!' sambil sesekali mencium tangannya..

'Kenapa dik..?!'
seorang wanita separuh baya berkerudung putih menyapanya...

Nome menoleh, siap meneruskan kata mutiaranya...ada wadah.
'ohhninini bu supir truk yang lewat tadi main sambar aja kubangan jalanan.
kan jadi keciprat buu kotor nih iih jijay banget'

Ada nada merajuk manja pada seseorang yang belum di kenalnya.

'Oohh iya ini kan tengah kota kok bisaa sih truk sejuta ban itu melintas disini.. kegap polisi tau rasa loe!!
huhh gattau aturan!'
'cilakaa!'
Nome sangat kesal smpai diubun2..

Wanita cantik berkerudung putih itu yang sedari tadi tertarik dengan gadis spontan ini menyela.....

'Istighfar dulu dik, Astaghfirullah...
mau ke pengajian pak petua bukan ya pakain pakai putih-putih begini...?!
perbaiki niat dan bersihkan hati.
juga pakaian..'
'Kenalkan saya Aurona...'

Nome menyambut tangan lembut itu.. namun jabatan tangannya kuat.
Sosok wanita yang tegar namun feminin sekilas terlihat.
Ia melongo sedikit terpesona pada wanita di hadapannya hingga lupa menyebut nama.

Aurona tersenyum bijak.

'Adik ini mau ganti baju? Saya ada baju bersih di rumah... Putih juga sepasang... mungkin agak longgaran sedikit, kalau bersedia kita masuk ke dalam dulu.?!'

Tanpa menunggu jawaban, ia membuka pagar 6 meter dari lokasi Nome terkena cipratan air.

Rumah Aurona tepat di hadapannnya. bersahaja dengan tanaman terawat. Berbagai bunga dan pohon buah yang hanya dilihatnya di Mekarsari tumbuh terawat di halaman depan. Pemandangan indah di tengah kota semrawut.

'Bu, Ibu kok mau saja membawaku masuk, belum tentu kan sy orang baik2..?!
kok mbak , eh ibu nekad sih..?!
jangan sembarangan bu,...'

Nome berjalan cepat mengikuti
langkah panjang aurona yang ternyata gesit juga... Cirikhas orang aktif.

Nome cuek pula...memanggilnya bergantian mbak, ibu, mbak, ia belum tahu formula sebenarnya.
Panggil ibu ketuaan , mbak agak gak pantas... nama saja lebih tak sopan.

Umurnya sekitar 40an tahun prediksi nome. Cantik dibalik kerudung putih panjangnya.
Pancaran matanya tajam dan tegas hingga membuat orang lain ikut apa katanya.. Nome ikut mengekor. Padahal ia tak mengenal Aurona.

Nome kembali berceloteh
'Jangan karena lihat saya jilbaban ibu pikir saya wanita baik2,
banyak penipu berkedok lho di luar sana, apa susahnya coba membeli kostum seperti ini biar disangka wanita baik2...
ada malah pencuri, penyelundup narkoba.. pokoknya macam2 mbak... nonton tivi kan? penampilannya malah lebih alim dari ini.
Saya mah masi belum permanen bu Auro ... ntar juga kalau selesai pengajian saya lepas...
Gerah...belum sanggup.
masih pemula.
Eh pokoknya jangan gampang lah percaya sama orang mbak.' eh ibu.. aduh panggil apa sih bu Aurora..?! *salah lagi*

Bukannya berterima kasih dulu, Nome malah berceloteh dan sedikit mengomeli sang penolong...

Namun omelannya berhenti pada sosok foto di dinding, semasuknya di ruang tamu. Nome terpesona ketika pintu membuka...
'Itu siapa bu..?!'

Foto dinding di foyer itu ternyata lukisan.. seakan menyambut kedatangannya... Sangat nyata menyerupai asli.. di sana berdiri seorang pemuda gagah, mirip raja2 dulu, memakai keris dan pakaian jas tutup..
Tatapan matanya hidup dengan senyum segaris penasaran bak monalisa di louvre...
Keseluruhannya mempesonakan nome... Magis.

Aurona yang belum juga menjawab pertanyaan pertama dan sudah disambung prtanyaan berikut hanya senyum menatap.
Sudah biasa terjadi.
Ia lalu masuk mengambil pakaian bersih.

'Eeh bu kok masuk aja mbak Auro ini .... gimana kalau saya perampok..!! Pas mbak keluar isi ruang tamunya sudah ludes..?!
huhh dikasi tau malah cengengesan aja nih ibu gimana sih'
Matanya tetap melekat di lukisan itu selagi berbicara tak beraturan.... masih juga berargumentasi

Didikan sopan santun Nome memang sedikit gagal, ditambah dengan kemanjaan anak tunggal yang dibiarkan ngomong seenaknya di rumah. Tak ada yang menegur karena memang tak ada penegur.
Ibu yang sibuk bolak balik rumah sakit mengurangi kuantitas pertemuan mereka, pun ayah yang sibuk dengan ibu tirinya semakin membuatnya gadis sinis dan ceriwis.

Aurona keluar dari kamarnya dengan sepasang pakaian putih bersih dan tissue basah yang diserahkannya pada Nome.
'Ini dik...Nona.. ?!
Aurona belum mengetahui namanya

'oh Nome nama saya Nome mbak Aurora...'

'its Aurona dik Nome...' Wanita ini cukup sabar menghadapi letupan-letupan Nome.

'Nome sendiri kenapa mau saja masuk ksini.. kan blm mengenal saya.. bisa jadi sy penghipnotis kan. sekeluarmu dari sini uang di dompetmu habis sy kuras...'

eew Aurona rupanya memiliki imajinai lebih liar dari nome.

Ia melanjutkan argumennya
'Tapi nggak kan, kita saling percaya, itu karena perasaan... Filing.
manusia bertindak jangan terlalu banyak mengandalkan logika.'

'Adik ini pasti gadis baik, pikir saya.. bukan karena kamu berjilbab..'

'iya tapi kan..'
nome siap menjawab balik

'silakan Nona masuk kamar mandi buat ganti baju, kalau perlu mandi sy tambahin handuk kering.'
Aurona menyela, Nome sepertinya hobi berdebat... dan ia tidak sedang punya banyak waktu.

Pak Petua sudah mengabarinya, ia menuju lokasi, mushola samping rumahnya.

'Nome bu bukan nona...' protes lagi

'oh iya...'
Aurona menyerahkan handuk kering...
'Panggil saya mbak saja'

'Tak perlu bu, cukup. makasih... sy hanya butuh yang ini, ia mengacungkan tissue basah...
emmm
kok ibu baik sih..?! eh mbak Aurola..
*Hee kok namanya susah bu..?!

'Orang memanggil saya Rona...'
Aurona mencoba memudahkan.

oow.. Nome berterima kasih dengan caranya, tersenyum cengengesan...
Ia membungkuk2 tanda berterimakasih sambil mengacungkan gundukan kain di tangannya selagi berjalan mundur ke kamar mandi.

Guci di sudut hampir saja jatuh tersambar. untung saja ia cepat menyeimbangkannya.
Aurona yang biasanya tenang kini jantungnya sempat meningkat frekwensinya melihat guci kesayangannya limbung.





Aman. Kini gadis itu masuk kamar mandi.

Sambil melepaskan pakaian kotornya, Nome menerawang kembali....
Ia menerima kebaikan itu lagi2 dengan tak habis pikir.
Ia jadi mengingat pak petua ketika pertemuan kedua, setelah sebelumnya bertemu secara tak sengaja ketika Pak Petua membukakan pintu taxinya, yang juga pintu hidayahnya.

Wajah yang tak terlupakan itu kini menjadi guru spiritualnya.
Pak petua memang sering memberi kajian secara acak dan tergantung kondisi kesehatannya.
Ia hanya menghubungi asistennya, Aurona..
Lalu semua jemaahnya berkumpul untuk mendengarkan wejangannya.

Cerita dari kisah nyata yang menggugah diikuti dengan dalil yang menguatkan menjadikan apapun yang dikatakan Petua itu seperti pelajaran berharga dan bukan sekedar teori.
Nome mengenalinya kembali ketika seorang teman mengajaknya ikut kajian pak petua secara tak sengaja waktu perayaan tahun baru Hijriyah.

Sejak melihat kembali bapak idolanya,
Nome bertekad untuk intens mengikuti kajian ala Petua, atas informasi temannya.

Sambil mengingat kejadian-kejadian itu nome pun menyelesaikan salinan bajunya.
Baju yang dipinjamkan Aurona kini dipakainya... Ia mengepas depan cermin belakang pintu.
Cermin itu setinggi badannya.
Pintunya sendiri sangat tinggi.
Plafond yang selevel dua lantai rumah biasa itu peninggalan arsitektur belanda.
Kalau malam hari dan mati lampu bisa dipastikan Nome takkan mau masuk ruangan ini. Seram.
Untung lukisan tadi cakep..
Masih dipikir juga.. Mungkin orangnya sudah meninggal....
Trus kalau malam di lukisan itu ada darah keluar dari matanya ... Hiii
Nome yang kebanyakan nonton film horor ini berimajinasi sendiri dan berhasil ketakutan.
Spontan, Ia lalu cepat2 keluar dari kamar mandi.

Ehh tapi gimana penampilanku ya.. Belum kelar bercermin.
Sebelum dilihat bu Rona ia kembali masuk kamar mandi memastikan.
Menghasilkan bunyi pentu gedebag gedebuk...
Kalau masalah penampilan ia tak jadi takut apapun.

Sambil mematut-matut dan bolak balik depan kaca.
Hmm sepertinya kelonggaran 2 nomer.

Gede juga badan tuh bu Aurona... kayak pragawati saja tingginya... ia menebak.
Sambil memperbaiki jilbabnya yang tak juga simetris ia bernegosiasi dengan diri sendiri...

Tak apalah.

Baju yang tadi dipakainya sebelum keciprat mungkin agak terlampau ketat hingga Tuhan mengutus mobil truk untuk mengotorinya dengan lumpur sebelum masuk ke majelis.
Tobat.

Tumben Nome bisa berpikir positif.
baru saja sekali ikut pengajian. bagaimana kalau rutin yak.. hihi,
Nome tersenyum bangga skaligus senang bisa bertemu orang2 yang tepat di saat yang tepat.

Sambil tersenyum
ia keluar dari kamar mandi kedua kalinya...
dan tetap tersenyum.. kali ini dengan sedikit membeku..
Makhluk dalam potret di dinding bagai menjelma keluar dari bingkai lukisan yang sedari tadi di tatapnya namun belum menemukan jawaban.

Kini makhluk ghaib itu berdiri di hadapannya.. oh bukan....
Dia manusia saat ini dan nyata.
Nome menahan nafas.

Lelaki berkulit bersih dengan jejak cukur hijau di kulit dagunya itu pun heran menatap Nome.

Ada makhluk berbaju putih keluar dari kamar mandi rumahnya secara tak terduga.. Seorang gadis bingung yang tesenyum tanpa sebab.
Pakaian kelonggaran dengan kerudung mencong. Amburadul.
Siapa gerangan...

Mereka bertatapan aneh sekejap. dengan pikiran masing-masing.
Ya Tuhan... kalau saja tak mempesonakan
mungkin Nome sudah lari bagai melihat hantu lukisan.
Tapi ia membisu.
Apa ini malaikat yang Kau utus berikutnya pada saat yang tepat...?!
Batinnya.

Kaki Nome gemetaran.
Kini hatinya juga.
Ia mungkin jatuh cinta pada pandangan pertama.
...
Suasana hening beberapa saat
...
Gibry, sudah pulang...?
Mana anakmu...?!
Aurona mencairkan kebekuan itu

....,
Fin...

Read More......

tuker link