Jumat, 12 Maret 2010

siGadis feat Taniar

#paradeparashit continue

suasana minimarket yang tak begitu luas namun padat pengunjung itu terdengar ricuh. dari rak penjualan bahan kue....

kamu ini nggak liat atau pura2 tak melihat..?!
suara seorang nyonya 50tahunan nyaring membahana.

seorang gadis yang berjalan tergesa-gesa secara tak sengaja menumpahkan isi tas si nyonya yang diparkir di kereta...

maaf bu, nggak sengaja..
ia sudah hampir melanjutkan perjalanannya....
namun kerah bajunya ditarik dari belakang....

'enak aja minta maaf, nih barang2 saya tumpah berserakan, bagaimana kalau ada yang hilang.. kamu gak punya mata apa?! pungut!!'

Ada nada feodalisme dalam suara si nyonya Bekri... seorang ibu separuh baya berperawakan tinggi keturunan belanda sunda yang hobi bikin kue buat anak2nya namun sangat ceroboh dan cerewet.

'oh iya maaf ... iya saya pungutkan bu, saya benar2 tidak sengaja... iya saya bereskan..'
Sambil memungut benda2 dari tas ibu itu si gadis meminta maaf dengan suara pelan...

'Lain kali kalau jalan hati-hati kek, ini kan jalan umum...!'
si nyonya melanjutkan omelannya sambil berdecak pinggang seperti adegan mandor dengan kulinya...

'Ini kan bukan kamar situ seenaknya melangkah...emangnya ini supermaket nenek moyang kamu apah?!'

'Iya bu maaf saya tadi tergesa2, ibu yang sabar ya, ini tasnya tolong di cek.. siapa tahu ada yang belum masuk...'
Si gadis menyerahkan tas itu dengan sambil menunduk, tak sedikitpun terlihat kesal dengan omelan si nyonya, gadis yang santun untuk ukuran jaman sekarang.

'Makanya kalau keluar rumah diperbaiki tuh niat.. mau belanja kayak yang lagi di rumah sakit gawat darurat gitu... tak tau aturan....tuh kan jadinya isi tas saya tak seperti semula.. saya harus mencari2 padahal tadinya sudah sy simpan di tempat seharusnya... huh gara2 eneng nih main sambar aja... mana bikin kaget lagi..! kamu beruntung hanya kena omelanku.. untung pula saya sedang tidak PMS yang biasanya kebawa emosi...'

sambil mengaduk2 isi tasnya mengecek barang nyonya itu ngomel panjang pendek tak jelas....

'pokoknya kalau sampai ada barang saya yang rusak atau hilang anda harus bertanggungjawab..dengar!?'
haah sial skali hari ini, sudah bahan kuenya tak ketemu, isi tasku pula berantakan.. kau simpan dimana handponku ha, awas ya kalau rusak... ! sy tak akan melepaskan anda nona...!'

gadis itu lebih terlihat kelelahan daripada kesal. ia tetap dengan profil seperti di awal tadi. tenang, tak melawan juga, tak ada tantangannya.. hal yang semakin menggemaskan sang nyonya kalap.

'ada kok bu tadi saya masukin..' si gadis mencoba tersenyum

'oh iya ada,.., tapi saya tetap tak terima perlakuan kamu menjatuhkan tas saya, ini mahal tau! lihat goresannya, kamu takkan bisa mengganti ini..!'

si gadis tak berkata apa2 lagi... ia tak tahu harus menyikapi dengan cara bagaimana

'maaf bu... saya harus gimana...?!'
Ia hampir menangis dan mulai kebingungan menghadapi nyonya di hadapannya

Namun ia tak sendirian disana.
Taniar, pengunjung yang sedari tadi melihat adegan tak adil itu mengepalkan tangannya.... siap membantu.... bukannya membantu membereskan keadaan,..

'hei ibu..! nona ini kan sudah minta maaf..? kok masih diomelin sih.. lagian ibu yang taruh kereta sembarangan, mana taruh tas di kereta lagi, itukan larangan tak tertulis bu syukur2 cuma jatuh, bukan dicopet.. ayo dik sudah pergi saja , kewajiban kamu sdh selesai.. kamu sdh cukup minta maafnya, ibu ini yang keterlaluan ngomelnya.. kayak ga tahu aturan maaf aja..
bu denger ya kalau orang sekali minta maaf itu harus dimaafkan, Tuhan aja maha pemaaf kok, ibu sdh 3 kali dimintain maaf masih juga ngomel...lagian dia kan sudah bertanggungjawab mengembalikan barang ibu? mengenai goresan, mana bisa dkembalikan, itukan resiko gesekan gravitasi bumi.. akibat kecerobohan anda menyimpan barang!'

Taniar mulai sok tahu berteori...

'hehh.. kamu siapa..?! sudah banyak teori.. bawa2 nama Tuhan lagi...!?'

'Taniar..! emang kenapa..?'
suara nyaring khas Taniar

'Bukan nama kamu yang aku tanyain.. kamu siapanya dia mau ikut campur urusan orang.. dia aja yang minta maaf gak sewot kok malah kamu yang sewot ya..?! kamu manajer minimarket ini heh!?'
nyonya tak kalah sengitnya

'eh ibu denger ya.. saya hanya berusaha menyeimbangkan keadaan tak setimpal ini.. ibu gak kasihan apa liat makhluk lemah begini sudah minta maaf berkali2 masih juga diomelin...?!
eh ibu kalu aku jadi dia ya.. aku sdh dari tadi ninggalin ibu.. wong ibu yang salah kok...?!'

'Sudaaah! kalian kok bertengkar sih?!'

Taniar, Nyonya Bekry, dan si Gadis serempak menoleh.. seorang lelaki kemayu dengan pakaian orange dan celana ungu... menjerit di hadapan mereka..



'eh nona dan nyonya rempong lihat ya.. akibat perbuatan kalian jalanan umum ini jadi macet, gak ada yang bisa jalan orang2 yang tadinya mau membeli barang di row ini pada menghindar melihat kalian bertengkar.....
yang tadinya mau belanja dsini jadi ke toko sebelah... perekonomian minimaket ini jadi hancur karena ulah kalian...!'

Ia bercelotah dengan gaya lebay
'kalian sadar gak sih.. nih cewek aja diam gak ada masalah kok kalian yang bertengkar sih.. mana lagi ini nona ikut campur urusan orang.. kamu ga usah ikut campur mungkin masalah sudah selesai dari tadi.. sebenarnya ibu ini hanya melampiaskan kekagetannya saja.. biasalah orang tua! pasti kagetan! kamu harus maklum... gitu aja ribut... sudah2 bubar semuanya aku mau lewat...'

'Heh.. siapa lagi kamu?! siapa suruh kamu ikut campur.?! nona sok tahu dan gadis bodoh ini saja sudah bikin aku naik darah.. dan apa kamu bilang tadi.. ?! orang tua?! orang tuamu?! dari hongkong! emang saya kelihatan nenek2 pikun penyakitan apa?! jantungan?!'
siNyonya lagi

'Hei ibu ini udah pikun juga budek ya..?! kapan saya bilang jantungan..?! iih! Heran!' dengan gaya alay

'heh banci.. ngomong ama orang tua bisa sopan dikit gak sih?! dia itu walau bukan apa2nya kamu jangan ngomong kasar ya, kamu dapat didikan sopan santun dari mana heh..?!'
seorang lelaki sangar bertato maju... tambah seorang asing lagi...

'siapa lagi ini...?! kamu jangan mentang2 laki2 aku takut ya....?!'

'lho memang situ bukan laki2..?!'
sambung yang lain..

'haha..' kini dari arah lain ada yang sumbang tertawa

'heh apanya yang lucu.. ?!'
Taniar

'kalau tidak ingin kena omelan menjauh deh sana..'
bisik yang lain lagi...

suasana semakin krodit.. dan kerumunan kecil itu bagai magnet mengundang orang lain untuk ikut dalam perdebatan sengit... gadis peminta maaf yang kelelahan kini berkunang2...
ia ingin pergi tapi nafasnya sesak oleh kerumunan orang2 pemarah yang tak dikenalnya...
hampir saja ia pingsan di antara ocehan orang2 tanpa awal dan ujung itu..

Taniar menarik tangannya perlahan keluar dari kerumunan itu... sambil berlari2 kecil mereka akhirnya tertawa oleh musibah mungil yang menggelikan mengiringi persahabatan singkat mereka..
si Gadis berlari ke motornya..

'makasih ya mbak.. aku harus pergi cepat2...'
Taniar melihat si gadis menjauh, terlihat sesuatu jatuh dari bajunya....

'Nona... ada yang jatuh nih... haduh malah belum sempat kenalan lagi..?! heiii....!'

Motor si gadis menghilang di tikungan..

Taniar menatap barang yang jatuh itu... sebuah dompet.. dompet kulit coklat.... persis seperti miliknya...
logo branded itu terlihat mahal.
'Eh kok bisa kebetulan begini ya..?! iya sih barang KW 2 begini pasti banyak yang punya..' ia mengaku dalam hati...sambil berjalan kembali ke kasir yang tadi ditinggalkannya ia membuka dompet itu. ia ingin memastikan nama pemiliknya... di dalamnya ada ktp, kartu2 ... semakin familiar.... karena semua atas nama: Taniar! ini dompetnya!? eh?!
'mana uangnya..?!'
Sementara kereta belanjaannya yang penuh belum itu di bayar... uangnya udah habis dalam dompet.
'Oh No! Tak mungkin...!'

Ia bahkan tak bisa mencari ke mana gadis sopan dan pemaaf dan menjatuhkan dompetnya itu pergi...gadis yang ditolongnya itu...

'Copeeeeet!!!'

Gerombolan yang masih bertengkar tadi kini serempak berhenti dan menoleh ke arah yang sama.
Taniar pingsan di kasir...

Fin

Read More......

tuker link