Rabu, 13 Januari 2010

podinga return

podinga sampai ke rumah dengan barang bawaan yang banyak.... ia
memanggil anaknya , Punaro, Pikansa, nama mereka memang aneh... seaneh
keluarganya..
horeee ayah pulaaang
keluarga kecil itu menyambut kepulangan ayah mereka bak pahlawan yang
membawa berita gembira .. pembebasan dari penjajahan kemiskinan....
Lihat! Ayah bawa pulang apa nak....
seperti pulang merantau dari negara entah berantah, ia membawa oleh2
yang sangat beragam...... kedua anaknya berkerumun manja di pahanya,
tak terasa perihnya walau sedang terluka....anak2nya adalah obat yang
mujarab bagi Podinga.
ia mengeluarkan oleh2nya... tempat pensil itu dari toko buku mana,
tas itu dari warung mana, boneka itu dari toko mainan mana.... dan
semua hasil curian

anak2nya selalu bahagia menyambut kepulangan ayah mereka... pasti
membawa oleh2 yang menyenangkan... tak tahu dari mana asalnya. mereka
tahu ayahnya seorang pahlawan pemurah, mirip robin hood di jamannya.

Namun kebahagiaan anak2 itu tak sebanding dengan kebahagiaan podinga
melihat ekspresi mereka. akulah ayah paling bahagia! ketika melihat
anak2nya mengucapkan terima kasih dan mencium jidat podinga. ia memang
membiasakan saling mencium kening... kasih sayang terlihat lebih
mengayomi...

buat anak kesayangannya yang terbaring sakit lemah ia bungkuskan oleh
oleh boneka cantik yang besar dan sekaligus jadi bantal. Pirana hanya
tersenyum. ekspresi itu lebih ke senang melihat kembali ayahnya
ketimbang melihat hadiah pemberiannya.
karena tumor yang kian membesar di lehernya anaknya ini belum bisa
bicara hingga umur 4 tahun. boneka itu ia geletakkan begitu saja..
menghampiri ayahnya.. mengelus luka ayahnya yang sudah biasa,
kecelakaan kerja alasan podinga.... pira lalu mencium keningnya.
seakan mengatakan... ayah pira tak usah hadiahnya, yang penting ayah
pulang tiap hari dalam keadaan sehat.



Pira bahagia?! tanya Podinga
Pira mengangguk tersenyum memperlihatkan gigi ompongnya.
Podinga tercekat haru melihat ekspresi bahagia anak2nya.... ada
menyelip dalam hatinya.... kalian harus bahagia.

asal usul barang yang entah curian atau rampokan dari mana bukan
urusan anak2ku, kalau ada yang harus berdosa atau masuk penjara di
neraka manapun aku bersedia asal anakku bahagia.. kasihan mereka ..,
tak usah kau tahu dari mana wahai manusia kecilku.... cukup kau
nikmati.....

ibu Penia menatap simpati dari balik pintu.... sosok ibu yang melewati
usia kritis 66 tahun yang masih bugar. Ibu ini tinggal bersama anak
bungsunya, Podinga.. anak yang lain ada ada di perantauan....
Ibunya yang mengetahui semua gerak gerik anaknya hanya bisa mendukung
dengan menjaga anak2 podinga, cucunya.. paham. iapun mantan pencuri..
namun sudah tobat...
saatnya kini anaknya yang punya giliran mengobrak-abrik harta yang
harusnya keluar dari kantong mereka secara paksa..
kantong mereka yang mungkin zakatnya kurang..,
kantong mereka yang menganggap harta adalah segalanya..
kantong mereka yang diberi ujian kesabaran berupa kehilangan harta
kantong mereka... yang diuji dengan rasa iklhas hingga diganti dengan
yang lebih baik.

jenis pencuri berfilosifi . bahwa dosa diciptakan untuk dilakukan..
mereka ini lah pelaku dosa2 itu. bahwa mereka diutus untuk menjadi
bahan ujian di dunia... waktu pembagian peran merekan kebagian peran
antagonis karena tak ada yang mau mengambilnya... tapi drama harus
tetap berlangsung.... , maka inilah kami.. lahir menjadi parasit...

entah hidayah macam mana yang mereka butuhkan... semua orang ingin
menjadi makhluk baik dalam eksistensinya. tak ada yang mau memilih
peran ini... lalu jika tak ada kegelapan, tidak ada yang namanya cahaya.
mungkin malaikat itu ada untuk membantu manusia melakukan pilihan....
karena di sana ada iblis.... iblis yang memilih untuk menjadi alat
penguji keimanan. mereka inilah pembantu2nya.
lucu juga hidup ini. semua pos peran haruslah di isi... tak mungkin
semua orang baik.... kami2 inilah yang menyeimbangkan ekosistem alam...
ibunya yang terobsesi menjadi ahli
filsafat pencuri ini menggeleng mengenyahkan pikiran anehnya.... ini
adalah jalan hidup. pilihan.. semoga podinga baik2 saja ke depannya...
asal jangan di penjara...walau resiko namun sedapat mungkin mereka
tidak terjerumus ke dalamnya.

sambil mengecek dompet2 hasil curian podinga ia menyeleksi uangnya,
ini tugasnya.. podinga tak suka pusing masalah uang..
Ia menyisihkan 30 persen untuk ditabung, 20 persen untuk dibelanjakan
30 persen buat disumbangkan... dan 10 persen operasional podinga
mencakup ongkos buat pengiriman kembali surat2 berharga di dompet itu
ke alamat masing2... mereka tahu persis, pasti pemiliknya lebih
mementingkan surat2nya daripada uangnya... mengingat birokrasi di
negara ini yang agak ribet jika mengurus kembali... harus ada surat
keterangan hilang lah.. padahal hilang ya hilang... kok pake surat
segala.....
empati yang unik dari otak tukang copet.
setelah semuanya selesai Ibu Penia menyiapkan air hangat buat anak
kebanggannya. ia bangga karena pencuri sekelas Podinga ternyata
bekerja hanya untuk anak... istrinya yang sudah mendahului sejak
melahirkan Pirana tak tergantikan oleh wanita lain... entah sibuk atau
setia.. namun ia bangga anaknya memilih setia.
segala praktek pencurian yang paling halus dan paling kasar telah ia
ajarkan pada podinga..... ia tak pernah khawatir anaknya akan
tertangkap... ia hanya khawatir, Tuhan sewaktu2 mengambil mereka dalam
keadaan cucunya belum sembuh... prioritas utama saat ini.

setelah mandi dan mendapat perawatan oleh ibunya atas bekas luka2
sewaktu tabrakan kemarin , sejenak mereka bercengkrama.. ia bercerita
tentang mangsanyanya tiga hari belakangan. terakhir nona loyanda yang
kelihatannya mentereng namun uangnya hanya 50 ribu di dompet mewahnya.
podinga kasihan dan mengembalikan sisanya.... mereka mentertawakn
dokter itu... ia dan ibunya selalau membahas cerita2 dan manusia2
menggelikan dibalik aksi mereka. itulah hiburan mereka di malam hari..
saling membagi cerita. dan pencuri yang paling dikagumi Podinga adalah
ibunya sendiri... wanita kuat namun tenang. sangat percaya diri serta
tak pernah ada takut. cerita2 itu mereka ulang dengan kadar kelucua
yang sama sewaktu aksi mereka dijalankan.
seakan mereka adalah tokoh di film komedi yang mereka mainkan.

Podinga tertidur dengan senyum di bibirnya yang kecoklatan oleh asap
rokok. dalam mimpinya ia dimarahi anaknya yang sedang sakit.... ketika
melihat istrinya di alam sana, ia pun terbangun....terasa sangat
nyata. istrinya menangis menatap podinga... sejak itu ia tak bisa
tidur pulas lagi sampai pagi....


fin

Tidak ada komentar:

tuker link